Click here for Myspace Layouts

Mulailah membaca Artikel-Artikel ini dengan Bismillah

Senin, 26 Oktober 2009

KISAH KELUARGA PEJUANG



Ibnu Jauzi dalam kitab Shifatus Sofwah dan Ibnu Nuhas dalam Masyariqul Asywaq bercerita tentang seorang pria bernama Abu Qudamah Asy Syami…
Seorang pria yang jiwanya amat mencintai jihad dan perang fi sabilillah..
Suatu saat dia duduk-duduk di sekeliling masjid nabawi, ketika salah seorang sahabatnya bertanya : “Hai Abu Qudamah, engkau seorang pria yang sangat mencintai jihad dan perang fi sabilillah. Bisakah anda ceritakan kepada kami suatu peristiwa yang amat menakjubkan di tengah-tengah peristiwa jihad dan perang fi sabilillah?”.

Dengan semangat, Abu Qudamah mulai bercerita :
Aku akan bercerita kepada kalian…
Suatu kali aku ke luar bersama para sahabatku untuk memerangi kaum salibis di suatu perbatasan. Dalam perjalananku menuju ke tempat itu, aku melintasi suatu kota bernama riqqoh (suatu kota di Iraq di atas sungai Furat). Di tempat itu aku membeli seekor unta untuk membawa senjata-senjataku dan akupun mengambil kesempatan untuk memberikan dorongan dan nasehat kepada orang-orang di mesjid-mesjid untuk berjihad dan berinfaq fi sabilillah.


Saat malam mulai menyelimuti kota, aku menyewa suatu rumah untuk bermalam. Ketika sebagian waktu malam mulai berlalu, tiba-tiba pintu rumah yang aku sewa diketuk seseorang, akupun keluar dan membuka pintuku. Namun aku agak terperanjat, karena di dapan pintuku ternyata seorang wanita yang terjaga dan tertutup oleh hijabnya..

Akupun bertanya kepada wanita itu : “Apa keperluan anda?” Tapi dia malah bertanya : “Anda Abu Qudamah?” Aku jawab : “ya”. Wanita itu kembali bertanya : “Andakah orang yang mengumpulkan harta pada hari ini untuk menjaga perbatasan negeri?” Aku jawab : “ya”. Tiba-tiba wanita itu menyerahkan satu kardus dan bungkusan yang terikat kepadaku, lalu dia pergi sambil menangis.

Akupun memeriksa dan membuka kardus dan bungkusan itu.. tiba-tiba aku lihat di dalamnya terdapat tulisan yang berbunyi: “Anda mengajak kami untuk berjihad. Sedangkan aku tak memiliki kemampuan untuk itu, maka dengan ini aku memotong sesuatu yang terbaik yang aku miliki, yaitu dua ikatan rambutku. Keduanya kuserahkan kepadamu agar digunakan untuk pengikat kudamu, semoga Alloh melihat rambutku menjadi pengikat kudamu, lalu Dia mengampuni aku dengan sebab itu”.

Aku ta`jub sekali dengan semangat pengorbanan dan kerinduan wanita itu terhadap surga dan ampunan Alloh untuknya.
Lalu, di pagi harinya aku dan sohabat-sohabatku berangkat keluar dari Riqqoh. Saat kami mencapai benteng Maslamah bin Abdul Malik, tiba-tiba seorang penunggang kuda dari kejauhan berteriak memanggilku : “Hai Abu Qudamah…!!! Hai Abu Qudamah…!!! Tunggu aku (yarhamukkalloh)”. Maka, aku berkata kepada para sohabatku : “Berangkatlah kalian lebih dahulu… Aku akan menunggu penunggang kuda itu…”
Saat penunggang kuda itu mendekatiku, dia mulai bicara kepadaku :” Alhamdulillah (segala puji bagi Alloh) yang tidak mencegah aku menemuimu dan tidak mengembalikan aku tanpa hasil”. Lalu aku bertanya kepadanya : “Apa yang anda inginkan”. Laki-laki itu menjawab : “Aku ingin ikut serta berperang bersamamu”. Akupun bertanya lagi : “Buka penutup wajahmu agar aku bias melihatmu. Jika kau sudah dewasa dan layak berperang, aku akan menerimamu. Jika engkau masih kecil dan tidak layak jihad, aku akan menolakmu”. Maka laki-laki itu membuka penutup wajahnya, akan tetapi aku melihat wajahnya seperti bulan karena umurnya yang masih muda sekitar 17 tahun. Akupun berkata kepadanya : “Hai anakku… Anda punya ayah? “ Dia menjawab : “ Ayahku dibunuh oleh para tentara salib, dan aku ke luar untuk membunuh mereka yang membunuh ayahku”. Aku bertanya lagi : “Anda punya ibu?” Dia menjawab : “ya” Aku dengan cepat berkata kepadanya : “pulanglah ke ibumu, layani dia dengan hormat, karena surga di bahwa mata kakinya”. Akan tetapi, dia berkata : “Engkau tidak mengenal ibuku?” Aku menjawab :”tidak”. Dia berkata lagi : “Ibuku adalah wanita yang menitipkan sesuatu kepada anda”. Aku bertanya lagi : “Titipan apa?” Dia menjawab : “Dia pemiliki bungkusan”. Akupun bertanya lagi : “Bungkusan apa?” Dia menjawab : “Subhanalloh, cepat sekali anda lupa.. Anda tidak ingat seorang wanita yang datang tadi malam dan memberikan anda sebuah kardus dan bungkusan?” Aku menjawab : “Ya, aku ingat”.. Maka, laki-laki itu berkata : “Itu ibuku. Beliau perintahkan aku untuk keluar berjihad dan bersumpah agar aku jangan kembali lagi ke rumah. Beliau berkata kepadaku : Hai putraku… Jika engkau berjumpa orang-orang kafir, jangan mundur… persembahkan dirimu untuk Alloh.. carilah bertetangga denganNya, tinggak bersama bapakmu dan paman-pamanmu di surga. Jika Alloh memberikan rizki mati syahid kepadamu, maka berilah syafa`at untukku. Kemudian dia memelukku di dadanya dan mengangkat kepalanya ke langit sambil berkata : Ya Ilahi, Sayyidi wa maulaya.. Ini adalah anakku… buah hatiku.. belaian jiwaku.. aku serahkan dia kepadaMu, dekatkanlah dia bersama ayahnya.” “ Tolong aku minta karena Alloh… Jangan cegah aku untuk jihad fi sabilillah bersamamu.. Insya Alloh aku akan menjadi seorang syahid anak seorang syahid.. Aku hafal Kitabulloh, faham cara perang dan menggunakan senjata.. Jangan remehkan aku hanya kerena umurku…”

Lalu, mendengar kata-katanya yang mengharukan itu, aku (Abu Qudamah) segera mengajaknya ikut serta.. Demi Alloh tak pernah aku melihat seseorang yang amat semangat seperti dia. Jika dia menggunakan kuda, dia adalah pemacu tercepat. Jika kita singgah di suatu tempat, dia adalah orang yang tidak pernah lelah. Sedangkan lisannya tak pernah berhenti berdzikir kepada Alloh di setiap kondisi apapun.

Saat tiba dalam sebuah pertempuran yang dahsyat, sebuah teriakan keras menggema di arena pertempuran :
“Aku lihat sebuah istana bermandikan cahaya… batu-batunya dari emas dan perak yang mulia… Tiang-tiangnya dari permata dan batu-batu mulia.. pintu-pintunya dari emas.. Hordeng-hordeng indah menutupi tiang-tiangnya… ada para gadis muda yang mengangkat hordeng-hordengnya… wajah-wajah mereka seperi bulan purnama..
Majulah wahai orang yang semoga Alloh merahmatinya.. Di atas istana terdapat kamar dari emas merah… di dalamnya ada ranjang-ranjang yang terbuat dari permata hijau yang gemerlap.. tiang-tiang ranjangnya dari perak-perak putih bercahaya… Di atasnya ada gadis-gadis bidadari seperti matahari… Seandainya Alloh tidak mengokohkan mataku, niscaya dia akan lenyap juga akalku, karena indahnya kamar-kamar itu dan cantik jelitanya sang bidadari mulia.. Lihatlah…!!! Saat bidadari itu melihatku, dia berkata : Selamat datang wahai kekasih dan wali Alloh.. Aku milikmu dan engkau milikku. Saat dia mendekati aku, dia ingin berkata : …….”

Akan tetapi, semua terhenti… Para punggawa bertempur dahsyat.. Senjata-senjata beradu dahsyat.. Pedang-pedang tehunus tajam… Tombak-tombak terlontar kuat.. tangan-tangan dan kaki-kakipun berserakan terputus dari badan…

Pertempuran bergelora dahsyat, semua orang sibuk membela dirinya…
Abu Qudamah mencoba mencari sumber suara yang tadi di dengarnya… Sungguh kaget Abu Qudamah saat dia melihat sumber suara itu muncul dari jasad yang tergeletak.. jasad anak muda yang tadi bersamanya..

Anak-anak panah telah menembus dadanya… Kaki-kaki kuda telah menginjak-injaknya.. Daging-daging di tubuhnya tercabik-tercabik… lisannya penuh luka legam..
Anggota tubuhnya terpisah-pisah.. tulang belulangnya remuk berantakan..

Ya dia seorang anak yatim yang terhampar di padang sahara..
Lalu kata Abu Qudamah : “aku datang menghampirinya dan bersimpuh di hadapannya sambil berkata kepadanya : ini aku Abu Qudamah… Ini aku Abu Qudamah…
Dia masih sempat bergumam : “Alhamdulillah yang masih memberi kesempatan aku hidup paling tidak untuk memberikan wasiat terakhirku kepadamu.. Tolong dengarkan wasiat aku…

Abu Qudamah bercerita : saat itu demi Alloh aku menangis karena kebaikannya, ketampanannya dan kasih sayangnya yang amat besar kepada ibunya.. Aku robek bagian dari bajuku kugunakan untuk membasuh darah dari wajahnya.
Tiba-tiba dia berkata : “anda membasuh darah dari wajahku dengan baju anda? Jangan… Basuhlah darahku dengan bajuku, jangan dengan baju anda.. Bajuku lebih layak kotor dibandingkan dengan bajumu”.

Aku (Abu Qudamah) menangis.. Demi Alloh aku tak tahu harus jawab apa?
Dia berkata lagi : “Wahai paman… aku mau engkau berjanji.. Jika aku mati, anda harus kembali ke Riqqoh.. Khabarkanlah ke ibuku bahwa Alloh telah menerima hadiahnya.. Putranya telah terbunuh fi sabilillah dengan jantan, bukan pengecut.. Jika Alloh mencatatku sebagai syuhada, aku akan sampaikan salamnya kepada ayahku dan paman-pamanku di surga…”

Kemudian dia melanjutkan : “hai paman… Aku takut ibuku tidak menerima kata-katamu.. bawalah sebagian pakaianku yang ada darahnya. Jika ibuku melihatnya dia akan menganggapmu benar bahwa aku sudah mati terbunuh.. dan aku akan menempati surga insya ALloh.

Wahai paman… Jika anda datang ke rumahku, anda akan menemui adik perempuanku yang masih kecil, umurnya sekitar 9 tahun… Dimana kalau aku masuk rumah dia pasti senang dan gembira.. dan jika aku pergi dia pasti menangis dan berduka.. Dia pernah kaget saat ayahku mati terbunuh… sekarang diapun akan kaget jika mendengarku mati pula terbunuh.. Saat dia melihat aku memakai baju perjalanan, dia berkata kepadaku : Wahai kakak… jangan lama-lama… cepatlah kembali..

JIka engkau melihatnya, sejukkkan jiwanya dengan beberapa kalimat saja..
Anak muda itu mulai berat menahan nafasnya sambil berlirih : “Wahai paman.. Mimpiku benar demi Alloh pemilik Ka`bah… Demi Alloh aku sudah melihat tempat yang di ridoi di atas kepalaku… aku sudah mencium harum wanginya.. Kemudian dia bernafas panjang dua kali, kemudia mati..










karya : Muhammad Sarbini

Selengkapnya...

Selasa, 20 Oktober 2009

~ Nikmatnya Gadhul Bashor ~

Penulis: Ummu Syifa’
Muroja’ah: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya…”

Ukhty muslimah tentunya sudah tidak asing lagi mendengar terjemahan ayat di atas, yaitu firman Allah yang terdapat pada Al-Qur’an surat an-Nur ayat 32 yang menjelaskan tentang beberapa hal, diantaranya kewajiban untuk menahan pandangan (godhul bashor).

Apa yang salah dengan pandangan? Bukannya kita diberi mata untuk memandang?? Kita memang diberi mata untuk melihat ciptaan Allah, namun semua itu ada aturannya. Kita diminta untuk memalingkan pandangan dari hal-hal yang Allah haramkan, seperti lawan jenis yang bukan mahrom.

Lalu, kenapa ya kita harus menjaga pandangan ini? Berikut ini beberapa alasannya, yaitu:
Pandangan yang liar adalah sarana menuju yang haram
Tentang keharamannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
Membiarkan pandangan lepas adalah bentuk kemaksiatan kepada Allah
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An-Nur ayat 30, yang artinya, “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
Masuknya setan ketika seseorang itu memandang
Masuknya setan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruang hampa. Parahnya, setan akan menjadikan wujud yang dipandang sebagai berhala tautan hati, mengobral janji dan angan-angan. Lalu ia menyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Pintarnya lagi, setan akan menyesatkan manusia secara bertahap. Ada pepatah yang mereka pegangi; berawal dari pandangan, lalu berubah menjadi senyuman, kemudian beralih menjadi percakapan, kemudian berganti menjadi janjian, yang pada akhirnya berubah menjadi pertemuan. Begitu hebatnya setan melemparkan panah beracun pada diri kita dan setan melemparkannya secara bertahap sehingga kadang kita tidak menyadarinya. Astaghfirullah…Tidak percaya? Masih ingat dengan kisah Yusuf dan para bangsawati yang mengiris-ngiris jari ‘kan?
Pandangan tersebut akan menyibukkan hati
Seseorang yang hatinya sibuk akan menyebabkannya lupa akan hal-hal yang bermanfaat baginya. Akhirnya, ia akan selalu lalai dan hanya mengikuti hawa nafsunya.
Kita dapat merusak hati orang lain
Seringkali, pandangan seorang wanita kepada laki-laki tak hanya merusak hati si pemandang. Ketika dicampur dengan senyum, tunduk atau berbisik dengan rekannya sesama perempuan, lalu bayangan ini tertangkap oleh laki-laki yang dipandang atau yang merasa GR (gede rasa) karena merasa dipandang, pasti ada lagi hati yang rusak. Wah, hanya menambah dosa saja!!

Para pakar akhlak pun bertutur bahwa antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun akan rusak dan hancur. Hati ini bagaikan tempat sampah yang berisikan segala najis. Kalau kita membiarkan pandangan lepas, berarti kita memasukkan kegelapan di dalam hati. Sebaliknya, bila kita menundukkan pandangan karena Allah berarti kita memasukkan cahaya ke dalamnya.

Allah lagi-lagi mengingatkan, masih pada surah An Nur, di ayat 35, Allah berfirman, yang artinya, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus , yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) , yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Bila hati ini telah bersinar, berbagai amal kebaikan akan berdatangan dari berbagai penjuru, untuk dilaksanakan. Jangan sampai kita masih terus melanggar perintah-Nya karena tidak merasa diawasi oleh Allah. Bukankah Allah Maha Mengetahui apa yang kita perbuat?? Jadi, kita tinggal memilih, ingin memiliki pandangan yang terjaga atau tidak ?? Tentunya, dengan segala konsekuensi yang ada.

Ma’raji:
Tazkiyatun Nafs, Ibnu Rajab Al-Hambali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dkk
Awas Ada Setan, Mengenal Tipu Daya Setan dan Penangkalnya , Wahid Abdussalam, Yahya Mukhtar

www.muslimah.or.id

Selengkapnya...

Akhirnya cintaku berlabuh pada Allah.....

Awalnya aku bertemu dengannya di sebuah acara yang di selenggarakan di rumahku sendiri, gadis itu sangat berbeda dengan cewek-cewek lain yang sibuk berbicara dengan laki-laki dan berpasang-pasangan. Sedangkan dia dengan pakaian muslimah rapi yang dikenakannya membantu mamaku menyiapkan hidangan dengan segala kebutuhan dalam acara tersebut. Sesekali gadis itu bermain di taman bersama anak-anak kecil yang lucu, kulihat betapa lembutnya dia dengan senyuman manis kepada anak-anak.

Dari sikapnya itu aku tertarik untuk mengenalnya, akhirnya dengan pede-nya kuberanikan diri untuk mendekatinya dan hendak berkenalan dengannya. Namun, kenyataannya dia menolak bersalaman denganku, dan Cuma mengatakan, "Maaf" dan berlalu begitu saja meninggalkanku. Betapa malunya aku dengan teman-teman yang berada di sekitarku. "ini cewek kok jual mahal banget! Padahal begitu banyak cewek yang justru berlomba-lomba mau jadi pacarku. Dia, mau kenalan saja tidak mau!" ujarku.

Dari kejadian itu aku menjadi penasaran dengan gadis tersebut. Lalu aku mencari tahu tentangnya. Ternyata dia adalah anak tunggal sahabat rekan bisnis papa. Setiap ada acara pertemuan di rumah gadis itu, aku selalu ikut bersama papa.

Gadis itu bernama nina, kuliah di sebuah fakultas kedokteran. Dia merupakan anak yang tidak suka berpesta, berfoya-foya dan keluyuran seperti cewek kebanyakan di kalangan kami. Aku pun jarang melihatnya jika aku pergi ke rumahnya. Dengan berbagai alasan yang kudengar dari pembantunya, sakitlah, lagi mengerjakan tugas, atau kecapean. Pokoknya, dia tidak pernah mau keluar. Hingga suatu hari aku dan papa sedang bertamu ke rumahnya, pada saat itu nina baru saja pulang-dengan busana muslimahnya yang rapi-, terlihat turun dari mobil, namun belum jauh melangkah dia pun terjatuh pingsan dan mukanya terlihat sangat pucat. Kami yang berada di ruang tamu bergegas keluar dan papanya pun menggendong ke kamar serta meminta tolong kami untuk menghubungi dokter. Dari hasil pemeriksaan dokter, nina harus dirawat di rumah sakit. Keesokan harinya aku datang ke rumah sakit ber-maksud untuk menjenguknya, betapa kagetnya aku ketika kutahu nina terkena leukimia (kanker darah). Aku bertanya, "kenapa gadis selembut dan sesopan dia harus mengalami hal itu?" perasaan kesalku padanya kini berubah menjadi kasihan dan khawatir. Setiap usai kuliah kusempatkan untuk datang menjenguknya. Aku mendapatinya sering menangis sendirian..entah itu karena tidak ada yang menjaganya atau karena penyakit yang diderita.

Beberapa hari di rumah sakit, nina memintaku keluar setiap kali aku masuk. Aku pun mendatanginya di rumah, tapi dia tidak pernah mau keluar menemuiku dan hanya mengurung diri di dalam kamar. Aku tidak menyerah begitu saja, kucoba menelpon nina dan berharap dia mau bicara denganku. Namun, dia tetap tidak mau mengangkat telpon dariku, lalu kukirimkan sms kepadanya agar dia mau menjadi pacarku, tetapi tidak ada balasan malah hp-nya dinonaktifkan semalaman. Keesokan harinya aku enkat datang ke rumahnya untuk meminta maaf atas kelancanganku. Ternyata ia akan bernagkat ke kota makassar, kampung orang tuanya. Karena orang tuanya tak dapat mengantarnya aku pun menawarkan diri untuk mengantarnya, tapi nina lebih memilih naik taksi dengan alasan tidak mau merepotkan orang. Sebelum naik ke mobil dia menitipkan kertas untukku kepada mamanya.
Alangkah hancur hatiku ketika membaca sebait kalimat yang berbunyi, "maaf saat ini aku hanya ingin berkonsentrasi kuliah." hatiku remuk dan ku pulang denganperasaan kesal sekai. Ini pertama kalinya aku ingin pacaran, tapi ditolak. Sebenarnya, aku tidak begitu suka dengan hubungan seperti pacaran itu karena begitu banyak dampak negatifnya, sampai ada yang rela bunuh diri karena ditinggalkan kekasihnya, naidzubillahi min dzalik.

Dari perpisahan itu aku tidak pernah lagi bertemu dengannya sampai gelar sarjana aku raih. Lalu aku bekerja di perusahaan milik keluargaku sebagai satu-satunya ahli waris. Melihat ketekunanku dalam bekerja, papa nina menyukaiku hingga hubungan kami menjadi akrab dan kuutarakanlah maksudku bahwa aku menyukai nina, anaknya dan ternyata papa nina setuju untuk menjadikanku sebagai menantunya.

24 oktober 2006, bertepatan dengan hari raya idul fitri, aku dan orang tuaku bersilaturrahmi ke rumah keluarga nina dengan maksud untuk membicarakan perjodohan aku dan nina. Tapi pada saat itu nina baru di rawat di rumah sakit sejak bulan ramadhan. saat kutemui, nina terlihat sangat pucat, lemah, dan senyumnya seakan menghilang dari bibirnya. Hari itu orang tua kami resmi menjodohkan kami. Bahkan aku diminta untuk menjaganya karena orangtuanya akan bernagkat ke luar negeri. Tetapi nina tidak pernah mau meladeniku.

Suatu hari aku mendapati nina terlihat kesakitan, terlihat darah keluar dari hidung dan mulutnya. Aku bermaksud untuk membantu mengusap darah dan keringat yang ada di wajahnya, tetapi secara spontan dia menamparku pada saat aku menyentuh wajahnya. Betapa kagetnya diriku dibuatnya, aku tidak menyangka sama sekali nina menamparku. Sungguh betapa istiqomahnya dia dalam menjaga kehormatan untuk tidak disentuh oleh laki-laki yang bukan mahromnya(saat itu aku belum tahu tentang hal ini). Kejadian tersebut secara tak sengaja terlihat mama nina maka nina pun dimarahi habis-habisan hingga sebuah tamparan mendarat di pipinya. Kulihat nina segera melepas infusnya dan berlari menuju kamar mandi. Nina pun mengurung diri di kamar mandi tersebut. Dengan terpaksa kami mendobrak pintu kamar mandi dan kami dapati nina tergeletak di lantai tak sadarkan diri karena terlalu banyak darah yang keluar.

setelah sadar, aku berusaha berbicara dan minta maaf kepadanya atas kejadian tadi, namun nina terus-terusan menangis. Aku pun bertambah bingung, apa yang musti aku lakukan untuk menenangkannya. Tanpa pikir panjang aku memeluknya, tapi nina malah mendorongku dengan keras dan berlari keluar dari kamar menuju taman. Ketika kudekati, nina berteriak hingga menjadikan orang-orang memukuliku karena menyangka aku mengganggu nina. Karena itulah nina semalaman tidur di taman dan aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Setelah waktu subuh menjelang kulihat nina beranjak untuk melaksanakan shalat subuh di masjid, aku pun turut sholat. Namun setelah shalat tiba-tiba nina menghilang entah ke mana. Aku mencarinya berkeliling rumah sakit tersebut. Dan lama berselang kulihat banyak kerumunan orang dan ternyata nina sudah tak sadarkan diri tergeletak dengan hp berada di sampingnya, sepertinya dia barusan telah berbicara dengan seseorang. Keadaannya saat itu sangat kritis sehingga membuat pernafasannya harus dibantu dengan oksigen. Kata dokter paru-paru nina basah yang mungkin diakibatkan semalaman tidur di taman.

nina tak kunjung juga sadar. Dengan perasaan khawatir dan bingung aku berdoa dengan menatap wajahnya yang pucat pasi..

Tiba-tiba ada sebuah sms yang masuk ke hp nina, tanpa sadar aku pun membaca dan membalas sms tersebut. Aku juga membuka beberapa sms yang masuk ke hpnya dan aku sangat terharu dengan isinya, ternyata banyak sekali orang yang menyayanginya. Diantaranya adalah orang yang bernama ukhti, dulu sebelum aku mengetahui ukhti adalah panggilan untuk saudari perempuan, aku sempat cemburu dibuatnya. Aku mengira ukhti itu adalah pacar nina yang menjadi alasan dia menolakku.

Setelah nina tersadar dari pingsannya, aku menunjukkan sms yang dikirimkan saudari-saudarinya dan dia sangat marah ketika tahu aku sudah membaca dan membalas sms dari saudari-saudarinya. Dia pun akhirnya melarangku untuk memegang hp hya apalagi mengangkat atau menghubungi saudari-saudarinya.

Namun, tetap saja aku sering bersmsan dengan saudari-saudarinya untuk mengetahui kenapa sikap nina begini dan begitu? Dari sinilah aku mendapat sebuah jawaban bahwa nina tidak mau bersentuhan apalagi berduaan denganku karena aku bukan muhrimnya dan nina menolak untuk berpacaran serta bertunangan denganku karena di dalam islam tidak ada istilah seperti itu dan hal itu merupakan kebiasaan orang-orang non muslim.

Aku tahu juga nina mencari seseorang ikhwan yang mencintai karena Alloh subhanahu wa ta'ala bukan atas dasar hawa nafsu. Akhirnya aku tahu akan sikap nina selama ini semata-mata dia hanya ingin menjalankan syari'at islam secara benar. Hari berlalu dan aku terus blajar sedikit-demi sedikit tentang isalm dari nina dan saudari-saudarinya, terutama dalam melaksanakan sholat lima waktu tepat pada waktunya. Saat itu aku merasakan ketenangan dan ketentraman selama menjalankannya dan menimbulkan perasaan rindu kepada Alloh subhanahu wa ta'ala untuk senantia beribadah kepadaNya. Niatku pun muncul untuk segera menikahi nina agar tidak terjadi fitnah, namun kondisi nina semakin memburuk. Dia selalu mengigau memanggil saudati-saudarinya yang dicintai karena Alloh..

Melihat hal itu aku membawanya ke kota makassar, kampung mama kandung nina untuk mempertemukannya dengan saudari-saudarinya, Qadarullah aku tidak berhasil mempertemukan mereka. Yang ada, kondisi nina semakin parah dan penyakitku juga tiba-tiba kambuh sehingga aku pun harus dirawat di tumah sakit.

Orang tua nina datang dan membawanya kembali ke kota makassar tanpa sepengetahuanku karena pada saat itu aku juga di opname. Di makassar, nina diawasi dengan ketat oleh papanya, karena papa nina kurang suka dengan akhwat, apalagi yang bercadar. Rumah sakit dan rumah yang ditempati nina dirahasiakan. Dan nina punta tahu dimanakah ia berada. Karena kondisinya masih lemah, nina pun tak bisa berbuat apa-apa, bahkan ia kadang dibius, apalagi ketika akan dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang satunya agar tidak tahu dimana keberadaannya, karena papanya tidak ingin ada akhwat yang menjenguk nina. Sampai-sampai hp-nya pun diambil nina. Namun, karena nina masih mempunyai hp yang dia sembunyikan dari papanya, sehingga beberapa kali nina berusaha kabur untuk menemui saudari-saudarinya, hingga akhirnya nina dikurung di dalam kamar..

Mendengar hal itu, aku langsung menyusul nina ke makassar dan aku sempat bicara dengannya dari balik pintu. Nina menyuruhku untuk menemui seorang ustadz di sebuah masjid di kota itu. Dari pertemuanku dengan ustadz tersebut aku pun diajak ta'lim beberapa hari dan aku nginap disana. Papa nina menyangka nina telah mengusirku sehingga ia pun dimarahi. Setibanya di rumah sakit aku jelaskan duduk perkaranya kepada papa nina, bahwa ia tidak bersalah dan aku mengatakan agar pernikahan kami dipercepat.

Hari kamis, 24 november 2006. kami melangsungkan pernikahan dengan sangat sedehana. Acara tersebut Cuma dihadiri oleh orangtua kami beserta dua orang rekanan papa. Setelah akad nikah aku langsung mengantar ustadz sekalian shalat dhuhur. Betapa senangnya hatiku, akhirnya aku bisa merasakn cinta yang tulus karena alloh subhanahu wa ta'ala. Semoga kami bisa membentuk keluarga sakinah mawaddah. Wa rahmah dan senantiasa dalam ketaatan kepada alloh subahanahu wa ta'ala…doaku saat itu.

Sepulang dari mengantar ustadz, perasaan bahagia itu seakan buyar mendapati nina yang baru saja menjadi istriku tergeletak di lantai, hidung dan mulutnya kembali berlumuran darah. Dan tangannya terlihat ada goresan… kami langsung membawanya ke rumah sakit, di perjalanan, kondisi nina terlihat sangat lemah. Terdengar suaranya memanggilku dan berkata agar aku harus tetap di jalan yang diridhai-Nya sambil memegang erat tanganku karena kesakitan. Baru pertama kali ia memegang tanganku dengan tulus, air mataku tak tertahankan melihat keadaan nina yang terus berdzikir sambil menangis..dia juga selalu menanyakan saudari-saudarinya dimana?
Setibanya di RS, aku bertanya-tanya kenapa tangan nina tergores. Aku pun menulis sms kepada saudari-saudari nina. Ternyata, tangan nina tergores ketika hendak menemui saudari-saudarinya dengan keluar dari kamar. Karena pintu kamar terkunci, nina ingin keluar melalui jendela sehingga menyebabkan tangannnya tergores.

Nina tak kunjung sadar hingga larut malam, aku pun tertidur dan tidak menyadari kalau nina bangkit dari tempat tidurnya. Dia ingin sekali menemui saudari-saudarinya dan dia tidak menyadari kalau hari telah larut malam, dia Cuma bertanya, "pengen ketemu saudariku karena sudah tidak ada waktu lagi." berhubung nina masih lemah, dia pun jatuh pingsan setelah beberapa saat melangkah.
Aku benar-benar kaget dan bingung mau memanggil dokter tapi tidak ada yang menemani nina. Akhirnya, aku menghubungi slaah seorang saudarinya untuk menemani.

Setelah aku dan dokter tiba, nina sudah tidak bernafas dan bergerak lagi. Pertahananku runtuh dan hancurlah harapanku melihat nina tidak lagi berdaya.. Dokter menyuruhku keluar. Pada saat itu kukira nina telah tiada, makanya aku segera menulis sms kepada saudari nina untuk memberitahu nina bahwa nina telah tiada. Namun, begitu dokter keluar, masya alloh! Denyut jantung nina kembali berdetak dan ia dinyatakan koma. Aku hendak memberi kabar kepada saudari nina tapi hpku lowbat dan tiba-tiba penyakitku pun kambuh lagi sehingga aku harus diinfus juga.

Jam 11.30. perasaanku mengatakan nina memanggilku, maka aku seger bangkit dari tempat tidur dan melepas infus dari tanganku menuju kamar nina. Kutatap wajah nina bersamaan dengan kumandang adzan sholat jum'at. Sembari menjawab adzan, aku terus menatap wajah nina berharap dia akan membuka matanya. Begitu lafadz laailaha illallah, suara mesin pendeteksi jantung berbunyi, menandakan bahwa nina telah tiada. Aku berteriak memanggil dokter, tapi qadarullah istriku sayang telah pergi untuk selama-lamanya dari duia ini. Nina langsung dimandikan dan dishalatkan selepas shlat jum'at, lalu doterbangkan ke rumah papanya di malaysia. Untuk terakhir kalinya kubuka kain putih yang menutupi wajah nina terlihat berseri…
Aku harus merelakan semua ini, aku harus kuat dan menerima takdirNya..

Teringat kata-kata nina, "berdoalah jika memang Alloh memanggilku lebih awal dengan doa, "ya Alloh, berilah kesabaran dan pahala dari musibah yang menimpaku dan berilah ganti yang lebih baik.
Setelah pemakaman, aku langsung balik ke jakarta karena kondisiku yang kurang stabil.. Astagfirulloh!! Aku lupa memberitahu saudari-saudari nina (mungkin karena aku terlalu larut dalam kesedihan), hingga secara spontanitas aku menghubungi mereka dan menyampaikan bahwa nina benar-benar telah tiada. Aku tahu pasti, mereka pasti sedih dengan kepergian saudari-saudari mereka yang mereka cintai karena Alloh subhanahu wa ta'ala. Dari ketiga saudari nina, ada seorang yang tidak percaya dan sepertinya dia sangat membenciku. Entah, kenapa sikapnya seperti itu?

Sekiranya mereka tahu-sebelum kepergiannya, nina selalu memanggil nama mereka-..tentulah mereka semakin sedih. Dalam hp nina terlihat banyak sms yang menunjukkan betapa indahnya ukhuwah dengan saudari-saudarinya. Semoga saudari-saudari nina memaafkan kesalahannya dan dari ana pribadi.

"salam sayang dari nina tu kakak Rini, sakinah, aisyah serta akhwat di makassar. Teruslah berjuang menegakkan dakwah ilallah.syukran atas perhatian kalian.."
(adhit)


"ditulis ulang dari Rubrik Kisah kamu majalah elfata volume 07 tahun 2007"

Selengkapnya...

Selasa, 13 Oktober 2009

~ Wanita Pembangkit Umat ~



Apa yang bisa dilakukan seorang wanita tak bersenjata dalam menghadapi pasukan besar ini? Memang, wanita seorang diri tidak berdaya melakukan sesuatupun. Tapi, Ia adalah seorang wanita yang digembleng keimanannya menjadi sosok mahluk yang lain. Ia mampu balikkan tolok ukur. Ia putar kebiasaan dan ia ubah prediksi peristiwa. Keimanan turun dalam hatinya, sehingga ia merasakan kekuatan dalam otot-ototnya yang mampu menggetarkan kota Damaskus. Dalam kerongkongannya, tersembunyi suara yang bisa didengar orang-orang mati. Dalam hatinya bersemayam tekad baja yang tidak akan melemah, perbekalan yang tidak habis, serta kekuatan yang mampu memecahkan besi dan mendobrak benteng.

Ia kumpulkan para wanita yang datang untuk menghibur dan turut berbela sungkawa. Ia berkata kepada mereka , “Kita tidak diciptakan sebagai laki-laki yang menenteng pedang-pedang. Tapi, bila kaum laki-laki takut, maka kita harus mampu melakukan sesuatu. Demi Alloh, rambutku ini adalah harta paling berharga yang aku miliki. Aku merelakannya untuk dijadikan tali kendali kuda yang berperang di jalan Alloh. Semoga dengan begitu aku bisa membangkitkan orang-orang mati tersebut.”


Lalu ia mengambil gunting dan memotong rambutnya. Para wanita yang hadir disitu meniru perbuatannya. Kemudian mereka duduk memintalnya menjadi tali kekang kuda tempur, tidak untuk hari perkawinan atau malam pertama. Mereka mengirim tali-tali borgol dan tali-tali kekang ini kepada khotib masjid jami’ Umawi, cucu Ibnul Jauzi. Lalu, ia membawanya ke masjid pada hari Jumat. Ia duduk diruangan sempit, memegang tali kekang dan tali borgol tersebut dihadapannya, sedangkan air mata menggenangi kedua mata. wajahnya muram. Manusia melihat pemandangan tersebut dan mereka saling memandang. Hingga akhirnya ia bangkit menyampaikan suatu khotbah yang huruf-hurufnya panas menyakiti hati orang yang mendengarnya, kata-katanya menyala-nyala membakar semangat. Khutbah ini terhitung satu keajaiban kefasihan dalam bertutur kata yang dalam satu masa sekali keluar dari lisan seorang orator atau tertoreh oleh pena seorang penulis brilian. Sungguh sebuah karomah dan sesuatu yang luar biasa, Tapi para perowi hanya menghafal sebagiannya lalu mewariskannya turun temurun. Sebagian isi khutbah yang berhasil mereka hafal sebagai berikut :

“Wahai orang-orang yang agama telah memerintah mereka berjihad hingga berhasil membebaskan dunia dan membimbing bangsa manusia memeluk agama, tapi mereka berdiam diri hingga musuh menaklukkan negeri dan menindas agama mereka.

Wahai orang-orang yang para pendahulu mereka menjual diri kepada Alloh demi mendapatkan surga, sementara mereka menjual surga demi menuruti nafsu jiwa yang hina dan kesenangan hidup yang tak seberapa.

Wahai manusia….

Kenapa kalian melupakan agama, meninggalkan kemuliaan dan berat hati membela Alloh, sehingga Dia enggan menolong kalian? Kenapa kalian mengira kemuliaan milik orang musyrik, padahal Alloh telah menetapkan kemuliaan hanya milik-Nya, Rasul-Nya dan kaum mukminin?

Duh kenapa kalian ini, tidakkah hati kalian teriris-iris dan jiwa kalian tercabik-cabik oleh perilaku musuh Alloh dan musuh kalian? Menjarah tanah air yang disirami darah pendahulu kalian, merendahkan dan memperbudak kalian, sementara kalian dulu adalah para pemimpin dunia?

Tidakkah hati kalian tergerak dan semangat tumbuh mendengar saudara-saudara kalian dikepung musuh dan didera berbagai siksa?

Masihkah ada orang Arab di negeri ini? Masihkah ada orang muslim disini? Masihkah tersisa seorang manusia di negeri ini? Orang Arab menolong orang Arab, seorang muslim menolong muslim yang lain dan manusia menolong sesama manusia. Barang siapa yang tidak bangkit untuk mempertahankan bumi Palestina, maka ia bukan seorang Arab, bukan seorang muslim, dan bukan manusia…Tegakah kalian makan, minum, dan bersenang-senang, sementara saudara kalian disana berlumuran jilatan api, mengarungi lautan api, dan tidur beralas bara api?

Wahai manusia, genderang perang telah ditabuh, suara panglima jihad telah menggema, dan pintu-pintu langit terbuka lebar. Bila kalian bukan dari barisan pasukan kuda perang, maka berilah jalan kaum wanita untuk mengarunginya; pulanglah kalian memasak dan berdandan, wahai para wanita yang bersorban dan berjenggot!!

Pertama, hampiri kuda-kuda dan ini ambil tali kekang dan tali pengikatnya! Tahukah kalian dari apa tali-tali kekang dan pengikat ini dibuat? Sungguh para wanita membuatnya dari rambut-rambut mereka, sebab hanya rambut tersebut yang mereka miliki untuk membantu Palestina. Demi Alloh, ini adalah jalinan rambut wanita-wanita pingitan yang tidak sekalipun terkena sinar matahari karena selalu dipelihara dan dijaga. Mereka rela memotongnya karena sejarah cinta telah habis, berganti sejarah perang suci. Berperang dijalan Alloh, membela tanah air dan kehormatan. Bila kalian tidak mampu mengikatkannya pada kuda-kuda, ambillah, dan pakailah sebagai hiasan kepala kalian. Sungguh tali-tali itu dibuat dari rambut-rambut kaum wanita. Masihkah tersisa perasaan dalam diri kalian?”

Ia melemparkannya dari atas mimbar ke tengah-tengah para hadirin seraya bersuara lantang, “Merekahlah wahai kubah Nasr, bergoyanglah wahai pilar-pilar masjid dan hancurlah wahai (bintang-bintang meteor), sungguh para lelaki telah menyia-nyiakan keberanian mereka.”






created by: Muhammad Sarbini
Selengkapnya...

~ Bidadari Edisi Spesial..!! ~



Assalamu'alaikum.

Rasulullah SAW sering kali menceritakan kepada para sahabat mengenai perjalanannya, Mi'raj beliau menghadap Allah SWT. Beliau SAW sering pula menceritakan bagaimana keadaan surga yang dijanjikan Allah SWT kepada sahabat-sahabatnya.

Suatu hari ketika Rasulullah SAW dimi'rajkan menghadap Allah SWT, malaikat Jibril AS memperlihatkan kepada beliau taman-taman surga. Rasulullah SAW melihat ada sekumpulan bidadari yang sedang bercengkrama. Ada seorang bidadari yang begitu berbeda dari yang lainnya. bidadari itu menyendiri dan tampak sangat pemalu. Rasulullah bertanya kepada JIbril, "Wahai Jibril bidadari siapakah itu..? Malaikat Jibril menjawab,

" Bidadari itu adalah diperuntukkan bagi sahabatmu, Umar radhiyallahu'anhu. Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dari bidadari yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. karena sahabatmu itu selalu memenuhi kehendak Allah SWT, maka saat itu juga Allah SWT menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya."

Subhanallah.. Begitulah , Bidadari edisi Spesial itu diperuntukkan khusus, hanya buat Umar....
Bagaimana kita bisa mendapatkan "hadiah khusus" dari Allah sebagaimana yang diterima Umar? Tentu inilah rahasia yang mesti di cari dan gali. sebab Allah itu hanya menuruti persangkaan hamba-Nya. Maksudnya, kalau kita berprasangka baik banget sama Allah, maka Allah pun akan memberikan kebaikan kepada kita....demikian juga sebaliknya..







by : Andi Widodo

Selengkapnya...

Sabtu, 10 Oktober 2009

~ KOTOR ~



Assalamu’alaikum….


Dimulai dengan bismillah

Hmmm…kotor? Ne… kata yang tidak asing lagi bagi orang-orang seluruh dunia? Tapi disayangkan, kata ini pada orang-orang didunia tidak suka. Kenapa ya….??? Pa kata ini sangat sukar? Tidak juga…, truz kenapa? Terlalu panjang? Nggak juga, itu kan kata yang sangat mudah diingat. Kata ini Cuma terdiri dari 5 huruf, K-O-T-O-R. Iya kan? Betul…3x



Jadi…jadi apa dunk? Bingung deh…jadi bingung. Dipikir dulu ya…bentar ya, ahahah…pa ini ide bagus, gimana kalo kita cari tahu pake kamus Bahasa Indonesia. Ide yang bagus dan mantap kan! Ayo mulai mencarinya…ayo antum semua mari kita cari, ato kita cari melalui internet…itu juga bagus…kita buat kenapa ya…insane didunia tidak menyukainya.oke kita mulai mencari…lets go.



Lagi menunggu jawaban dari plend semuanya. Enaknya ngapain ya…? Hey ukhti kenapa tidak mencari juga? Opppsss…afwan, emanglah ana ini TB(tinggal bersih) za maunya. Hehehe…iya ana cari deh. Stopp…tunggu dulu yar ana jawab sendiri, kenapa ya orang-orang seluruh dunia tidak suka? Ana tahu. Kata KOTOR ini ana bisa artikan, kotor itu diartikan tidak bersih, cemar, jorok, menjijikan. Ohhh…pantasin za orang-orang pada tidak suka. Itu toh jawabannya.

Ehh…ana dapat ide nih! Dengan kata KOTOR ini, bisa jadi sebuah pelajaran buat kita semua. Buat menyadarkan kita semua. Yang selama ini yang kita tidak sadari makna dari kata KOTOR ini. Tahu gak plend-plend ana semua? Begini plend.



Plend semua pasti punya baju! Iya kan. Ya iya la. Kalo tidak punya baju, pa yang kita kenakan untuk menutup aurat kita ini? Pasti punya barang-barang yang disenangi, yang dimiliki dari hasil jerih payah kita! Ya iya la. Pasti punya rumah! So…pasti. Jadi kalo gak punya, mau dimana tinggal tempat berteduh dari terik matahari dan hujan. Ohhh iya plend…tapi coba ana kotorin rumah plend semua…pasti plend marah, ato rumah plend kotor, pasti plend gak tenang memandangnya. Truz plend pasti bersihin rumah. Iya kan!



Truz da lagi plend, kita lagi mau memakai baju yang baru. Tiba-tiba mata ini tertuju disebuah titik berwarna pa za, berupa noda yang menjijikan. Pasti kita semua tak mau memakai, tunggu dicuci dulu. Iya kan!



Contoh yang lain lagi misalnya barang-barang yang kita senangi ato yang kita miliki. Andainya tu barang kotor. Pasti kita semua tidak mau lagi memiliknya, ato kita bersihkan dulu. Kenapa begitu ya….



Pa yang dapat dipelajari, ada koq pelajaran dari semua itu. Tu kan barang-barang yang kita miliki. Barang-barang tu kan kotor, sebelum dibersihakan pasti kita gak mau mengenakannya seperti baju, ato tidak mau memilikinya lagi.



Tapi INGAT….! Kenapa hati kita ini kalo kotor dan jorok, kenapa gak langsung kita bersihkan? Seperti barang-barang yang kita miliki. Kenapa mesti barang-barang yang kita miliki ini mesti yang didahulukan? Pa gak sepantasnya yang dahulu itu hati kita ini. Yang penuh dengan kotoran-kotoran yang sangat menjijikan, penuh dengan kemaksiatan, dan niat yang tidak baik. Ihhh….JOROK BANGET. Betul gak?



Kenapa hati ini gak kita perlakukan seperti barang-barang yang kita miliki. Yang kita dahulukan untuk dibersihkan dari unek-unek yang tidak baik. Kalo hati kita bersih, pasti perasaan kita senang dan sejuk dan orang-orang yang menilai sangat senang. Andainya baju kita bersih, gimana perasaan kita?



AYO….AYO…LETS GO bergerak untuk bersihkan hati kita ini, dari pa za yang akan bisa menodainya. Jangan sampai ada setitik noda ya. Dalam bentuk apapun. Tapi pake pa ya kita membersihkan biar kinjlong kembali seperti bayi yang baru lahir. Plend tahu semua kan, kalo bersihkan baju pake pa? pasti pake deterjen ato pemutih bagi baju yang putih. Kalo hati kita ini biar putih dan jernih yang bisa membersihkannya adalah DENGAN KEMBALI KEPADA YANG SANG PENCIPTA. Dengan beriman kepada-Nya. Yang lebih jelas Iman Kepada ALLAH.



Coba kita belajar dari kata KOTOR ini. Ohh…tahu gak lagu Aa Gym yang judulnya, Jagalah Hati.

Jagalah hati, jangan kau nodai

Jagalah hati, lentera hidup ini

Gimana tu plend Aa Gym za menyeruh kita bersihkan hati, kembalikan putih dan jernih. Cuma satu titik yang ada di hati, yaitu ALLAH SWT.



Ada satu yang dapat bisa kita pelajari lagi, untuk memperjelas semuanya. Coba dari sebuah buku, kita semua pasti punya buku, pa warna buku tu? Pasti putih kan. Pa guna buku tersebut, pasti untuk nulis! Benar kan. Buku itu untuk nulis yang kita telah pelajari, pasti itu ilmu. Andaikan ini kita nulis dengan senangnya tiba ada yang menghalangi kita nulis. Langsung kita marah dan membersihkannya. Kenapa hati ini sudah putih bersih, diisi dengan kalimat-kalimat yang mulia, senandung-senandung untuk-Nya. Truz terkotori, kenapa mesti menunudanya untuk membersihkannya. Kalo ditunda-tunda untuk membersihkan, makin lama tu kotoran pasti membesar. Jangan pernah menunda-nundanya ya…..



Mari….ayo cepat kerjakan untuk membersihkannya…hati itu sangat berharga dari pada barang yang kita miliki. Bersihkan…ayo bersihkan. Lakukan segera.

Semoga pa yang ana terangkan ini, kita semua memdapatkan ibrohnya. Dan sebagai untuk merenungkan yang selama ini kita perbuat.



Wassalam….








by : Wita Yulianti Alias Strong Akhwat (Fak. Teknik Informatika Unv. Abdurrab/Tabrani)

Selengkapnya...

Jumat, 09 Oktober 2009

~ PERMINTAAN IBU ~



"Hanya kamu harapan Ibu, sungguh aku hanya berharap padamu..." kata Ibuku dengan nada sedih. Matanya yang semula berkaca-kaca kini nampak mulai ada air jernih yang menetes. Ya Allah, jangan buat dia bersedih, aku paling tak tega melihatnya menangis.

Malam itu kami hanya berdua di kamar ibuku di kampung halaman sana. Kebetulan aku beserta keluarga sedang mudik karena ada tasyakuran pernikahan adik bungsuku.


Setiap aku mudik, aku selalu meluangkan waktu untuk bermesraan dengan ibuku. Berduaan, saling curhat dan saling berbagi rasa suka dan duka. Momen-momen intim seperti inilah yang selalu kurindu.

Seperti malam itu, ketika tamu-tamu sudah pulang. Tinggal badan yang kecapekan karena seharian bahkan sejak beberapa hari sebelumnya sibuk menyiapkan segala macam urusan tasyakuran, kami berdua sambil tidur-tiduran di kamar ibu mulai saling curhat. Lebih banyak ibu yang curhat dan aku sebagai pendengar setia.

Ibuku yang kuyakin amat sangat capek kala itu bahkan masih mampu memijit dan 'ngerokin' badanku. Aku hanya suka dipijit atau dikerokin oleh ibu, lain tidak. Kerokan ibu sungguh sangat halus dan lembut. Tak pernah membuatku merasa kesakitan sama sekali, sebaliknya justru membuat badanku yang masuk angin langsung sembuh.


Glekkk. Oh ibu, sedih nian.
Mungkin aku tak sesempurna yang ibu bayangkan. Tapi aku memang selalu berusaha untuk senantiasa mendoakan mereka setiap hari.

"Tahu kan nak bahwa setelah ibu meninggal nanti, hanya doa anak-anak shaleh/shalehah lah yang kan mampu menjadi penolong..." lanjutnya mengulang nasehat yang selalu diulang-ulang baik melalui telpon maupun di saat intimate momen seperti ini.

"Iya bu.." aku mengangguk. Meski telah beratus kali atau bahkan ribuan kali aku mendengarnya namun aku tak pernah merasa bosan dengan nasehat ibu.
"Ibu nggak pernah berharap balasan apa-apa dari kalian, ibu hanya ingin didoakan..itu saja..." katanya.

See... that simple! permintaan sesederhana itu apakah kamu masih berat juga memenuhinya.. bisik suara batinku. Bukankah pengorbanan beliau jauh..jauh lebih berat dari itu sejak dari mengandungmu, membiaya sekolahmu, mengasuhmu dan bahkan menjadi tempat sampah curahan hatimu ketika kamu sudah berumah tangga sendiri... lanjut suara batin itu terus menggema dalam relung hatiku.

"Insya Allah bu.. saya akan selalu mendoakan, ingatkan bila suatu saat terlupa.." jawabku menenangkan ibu. Tampak segurat senyum di bibir tuanya yang mulai keriput. Dia beringsut, aku memeluknya dalam haru.

Sungguh ibu, aku berjanji takkan pernah melupakan satu-satunya permintaanmu ini. Ya Allah, ingatkan aku bila suatu saat aku terlupa..









Kiriman dari Andi Widodo
Moga bermanfaat

Selengkapnya...

Kamis, 08 Oktober 2009

RAHMAT ORANG JATUH CINTA



Ku mulai dengan Bismillah, segala puji bagi Allah swt. Pemelihara semesta alam . shalawat dan salam semoga tetap tercurah buat baginda Rasulullah SAW,keluarga dan para sahabatnya.

Cinta suatu kata2 yang tak asing lagi bagi kita, bahkan merupakan suatu kata2 yg sering membuat setiap anak adam mabuk dengannya. Bahkan orang yang sedang dimabuk cinta mengeluh derita rindu yang dialaminya “ Aduhai sekiranya aku menanggung semua kerinduan yang mereka alami sendirian, tentulah hatiku merasakan nikmatnya semua kecintaan yang belum pernah dirasakan oleh seorang pun yang dimabuk rindu dan sesudahnya”

Inilah kira2 gambaran orang yang dilanda cinta dan dimabuk rindu, yang membuatnya bisa merangkai kata2 bak pujangga

Namun dari mana kita tahu bahwa dia sedang keasmaran dan dipenuhi rindu? Banyak hal yang dapat kita lihat, dari sikap tingkah lakunya, gerak-geriknya dan ucapannya, semuanya tercermin adanya cinta dalam dirinya. Inilah adalah rahmat yang diberikan Allah kepada Hamba-Nya bahwa dia dikaruniai dan memiliki cinta, yang menjadikan hatinya lembut dan perasaannya halus.


Namun cinta bagaimanakah dari segala cinta yang ada, yang dikatakan sebagai Rahmat Allah dan merupakan Karunia-Nya? Dia adalah cinta yang hadir Karena Allah swt
Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imran (3): 159 yang artinya
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu,, ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekat, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang2 yang bertawakkal kepada-Nya ”.

Adapun sarana yang bisa kita tempuh untuk menggapai kecintaan Allah swt, adalah:

1.Senantiasa hidup bersama petunjuk Al-qur’an
Sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw, bersabda yang artinya:
“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang-orang yang membacanya. ”

Dalam hadits lain juga diriwayatkan Imam Bukhari dan Anas r.a, Rasulullah bersabda yang artinya:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Maksud dari hadits diatas adalah bahwa orang yang terbaik, termulia dan teragung diantara kita semua adalah mereka yang hidup dengan bimbingan Al-qur’an.

Jadi, sebab pertama dan yang paling utama sebagai sarana yang bisa diprgunakan oleh seorang hamba Allah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt, adalah membaca Al-Qur’an secara berulang-ulang, hidup dibawah naungan Al-qu’ran, merenungkan kandungan Al-Qur’an, dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan di alam semesta.

Semoga kita termasuk kedalam orang2 yang mendekatkan diri demi cinta yang hakiki dengan banyak membaca, mengamalkan Al-Quran. Karena tidak ada cinta yang abadi selain cinta dari Allah swt.

2.Menghilangkan keterikatan hati dengan segala aksesoris dunia
Hal ini dapat dilihat dri hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah yang bersumber dari sahal bin Sa’ad, ia berkata,” seorang lelaki datang kepada rasulullah saw, dan bertanya: ‘ Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yang jika aku melakukannya , aku akan meraih kecintaan Allah swtdan juga kecintaan manusia,’Rasulullah saw menjawab: “ Berpalinglah (dari gemerlapnya dunia) maka Allah swt, akan mencintaimudan berpalinglah dari apa yang dimiliki manusia, maka mereka akan mencintaimu.”

Untuk itu, jika seorang hamba ingin meraih cinta kasih Allah dan juga hamba-hamba-Nya, maka jalan yang bisa ditempuhadalah dengan mengosongkan hati atas segala keinginan untuk menumpuk kekayaan dan menjauhkan diri dari sifat hasad (iri) terhadap karunia yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya.

3.Mendirikan shalat dikeheningan malam (qiyamul lail)
Allah swt, menjelaskan orang2 yang beriman dari kalangan ahlul kitab, dalam firman-Nya Allah swt menyebutkan yang artinya:
“Mereka itu tidak sama; diantara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).”

Allah swt. Memuji mereka yang melantunkan al-Qur’an dikeheningan malam. Rasulullah juga menganjurkan kepada umatnya untuk melaksanakan QL meskipun hanya dua rakaat.

Rasulullah saw. Menganjurkan kepada kita untuk melaksanakan QL agar kita termasuk orang2 yang ingat kepada Allah swt. Pada malam itu. dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim, abu Hurairahr.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:
“Allah swt. Turun ke langit bumi pada sepertiga malam, lantas allah swt, berfirman, adakah diantara manusia yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan penuhi permintaannya? Adakah orang yang memohon ampunan-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang mengajukan permohonanya kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permohonannya?”


Alangkah indahnya apabila kita menjadikan setiap perjalanan kita untuk memikirkan kebesaran Allah swt., sehingga setiap kali kita melewati pepohonan yang hijau, seakan-akan pohon itu berucap: la ilaha illallah.

Ini merupakan sarana yang sangat potensial sekali untuk menanamkan kecintaan kita kepada Allah swt., yang telah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini sebagai suatu tanda kebesaran-Nya, dengan kebesaran-Nya kita dapat menjadikan diri ini menjadi lebih dekat dan lebih mencintai-Nya

Semoga shalawat dan salam tetap tercurah buat baginda Rasulullah, keluarga, sahabat, dan orang-orang beriman yang selalu meniti jalan mereka menuju cinta yang hakiki yaitu cinta Allah swt.








by : Tri Wiyanti (Fak. MIPA Abduurrab)

Selengkapnya...

~ Akhwat Istimewa ~




Ia selalu menundukkan pandangan
Pakaian taqwa selalu membungkusnya rapi
Purdah senantiasa menghias wajahnya
Sejuk hati bagi siapa saja yang memandangnya

Di memorinya telah terekam sekian juz kalam ilahi
Lisan senantiasa berdzikir menyebut asmaNya
Elok nian akhlak yang di sandangnya
Sungguh rupawan hati yang selalu dijaga kesuciannya

Walaupun sekian banyak kumbang yang menatap keelokannya
Bahkan hampir mendekatinya
Ia bisa menghalau segala godaan duniawi
Ia tetap mempercayakan pilihannya hanya kepada Allah

Tak tersentuh……..
Sungguh tak tersentuh hatinya oleh kumbang manapun
Sebelum si kumbang halal baginya




Hmmmm……, bisakah aku seperti akhwat itu…?????
Ya Allah…..,
Elokkan lah akhlakku seperti akhwat itu
Hias lah lisanku hanya tuk menyebut asmaMu
Aminnn…..



26092009
By: Nia Samosir

Selengkapnya...

Terserah Allah Kapan Ngasihnya......

Bismilahirohmanirrohim

Menghadiri walimahan teman. Senang banget akhirnya teman sudah duluan merenda biduk rumah tangga. Barakallahu fiik. Senyum bahagia terpancar dari kedua mempelai. Subhanallah ketenangan dan kesejukan telah menyelimuti hati mereka. Indah sekali.

Eiittt…, nia kapan lagi. Tanya seorang teman.

Waduh ! ana gak bisa jawab tuh pertanyaannya. Kapan Allah ngasihnya saja. Sabar saja menunggu. Jawaban yang sudah sekian kali ku lontarkan bila menanggapi pertanyaan yang sama. Jangankan teman2 ,anak murid les ku saja suka menanyakan hal itu.


Hiks..hiks…., mungkin umur ku sudah tua hingga pertanyaan semacam itu sering menyerangku.

Ya ikhtiar dong kok jawabannya gitu aja komentar temanku di suatu hari.

Gini ya , bus tidak akan berhenti kalau tidak di stop. Makanya ikhtiar dong. Komentar yang lain.

ihh kata siapa bus gk berhenti kalau gk di stop. Di halte, bus itu berhenti sendiri tanpa di stop. Ku mulai ngeles. Dan dia hanya bisa memelototin aku.

Duhhhh…., bukannya gak mau usaha. Emang mesti ku kasih tahu seperti apa usahaku itu. Ngerti dong dengan keadaanku sekarang. Ku masih mau membantu ortu, dan kul ku belum selesai (hhe…aku telat kuliah, tamat smu melanglang buana dulu). Belum lagi kreditan motor, laptop dll. (OOpppssss……, kok jadi buka-bukaan gini. Ahhh ..berharap akhwat saja yang membacanya). What...!!! ternyata nia tukang kredit ya. Hwahwahahahahah. Uhhhh….., jangan kencang2 dong ngomongnya ntar banyak yang dengar. Untung gak kredit panci juga ya………hehe.

Kalau aku menikah sekarang bukannya akan menjadi beban buat calon suami aku tuh.

“wah….. ummi bawa beban kreditan , abi harus lebih giat lagi nih bekerja buat bantu ummi bayar kreditan” deeuuuuuuuhhhhh……malunya bila komentarnya seperti itu nanti.

Tuh kan……, so enjoy aja saat ini. Biar kuliahnya kelar dan kreditannya lunas dulu baru mikirin itu. gmn…??? Yang setuju ancungkan tangan. Satu.., dua…, empat puluh…., lima puluh…, tiga ratus …., tiga ribu….., wah banyak sekali yang setuju. Terimakasih…terimakasih…….

Menikah saat ini memang sudah menjadi impianku apalagi yang datang melamarku seorang mujahid yang akan membawaku berjihad di daerah konflik. Ya Allah ……keinginan yang menggebu2. Ku ingin segera berkumpul dengan para mujahidah2 di medan pertempuran. Turut dalam barisan yang akan membela kesucian Dien ini. Ya Allah semoga Engkau mendengar do’aku dan semoga Engkau mewujudkannya. Amiiinnnnnnnnnnnn……………..



By : Nia Samosir

Selengkapnya...

Sabtu, 03 Oktober 2009

Adakah kau merasakan panggilan jihad sampai ke hatimu ..???








"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan ALLAH. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (At-Taubah: 41)


Seruan ini adalah kebangkitan perjuangan bukan penimang tidur2 panjang
Seruan ini adalah gelora tekad tuk gemakan jihad seantero jagad
Seruan ini adalah desah2 kalbu nan haus akan kejayaan
Seruan ini tetap di lantangkan dengan sepenuh jiwa

Disana nyaris setiap waktu terasa hawa kematian
Dimana desingan peluru tak pandang bulu melantakkan tubuh2 yang tak berdosa
Dimana burung2 besi menghujani tanah suci Al-Quds dengan bom2nya
Memburu setiap desah nafas
Merampas nyawa secara paksa dari jasad

Tangisan pilu terus terdengar
Air mata yang tak pernah kering
Ketika setiap mujahid menjadi syahid

Adakah kau merasakan panggilan jihad sampai ke hatimu ..???








by : Nia Samosir

Selengkapnya...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com