Click here for Myspace Layouts

Mulailah membaca Artikel-Artikel ini dengan Bismillah

Rabu, 13 April 2011

Kali Ke Empat kena Tilang

Bismillah

********

Tepat pukul 15.00 sore teng setelah menerima sms dari adikku aku langsung go ke bandara sepulang ngantor. Setelah sampai di bandara aku terus saja menyapu pandanganku di sekitar sudut bandara. Siapa tahu saja dia sedang bersembunyi. (emg main petak umpet) ^^

Setelah ku tahu posisinya ku dekati dia. Bak seorang ojek aku langsung menyusun barang-barangnya di motor maticku. Setelah ku pastikan penumpangku duduk aku pun langsung tancap gas. Di perjalanan baru tersadar bahwa adikku tidak memakai helm.

Akhirnya ku putuskan meninggalkannya di tengah jalan (teganya dirimu…..) lalu berusaha mencari helm dari tempat kerja teman yg terdekat dari lokasi (ini transit yg kedua setelah di Jakarta dari solo tadi dia di transit ..hhe).


Nihil. Temanku itu tidak punya helm. Ya terang saja dia kan gk pake motor. Masak naik oplet/metro mini harus pake helm juga ……(sp tahu aja ada peraturan baru)…..GubRaaaakkkkkk…

Ah nia ini ada-ada saja.

Ku telfon teman kerjaku. Barangkali dia masih di kantor dan membawa helm. Alhamdulillah ia masih di kantor dan bersedia helmnya di pinjam. Jadi gmn dengan dia?? Kebetulan rumahnya dekat dari tempat kerja jadi tidak ada polisi di perjalanan pulang kerumahnya. Dia membawa helm demi keselamatan saja. GOOD…GOOD…GOOD….

Akhirnya…., helmnya sudah ada di genggaman. Segera ku beri ke adikku. Ku susun kembali barang2 nya karena tadi sempat ku turunkan demi MEMBURU helm.

Jalanan pekanbaru sempit sekali hingga semua pengguna jalan harus perlahan-lahan menggunakan kendaraannya. Di karenakan adanya pembuatan jembatan layang.

Pas di persimpangan harapan raya dengan penuh sesak motor yang masih perlahan-lahan, tiba-tiba ………………PRIIIITTTTTTTTTT…!!!!! sempat-sempatnya polisi menyetop kami dan menyuruh meminggirkan motor.

Pak polisi meminta surat-surat kendaraan. Waduuhhhh……., benar-benar keadaan terjepit. Surat-surat yang lain lengkaplah. Yang gak ada itu ya SIM.

Akhirnya hanya STNK yang dapat kuberikan pada pak polisi. Setelah itu kami di persilahkan memasuki sebuah ruangan untuk menyelesaikan perkara ini. Dengan ogah-ogahan aku mengikuti saja apa yang di suruh polisi itu.

“Kamu mengendarai tanpa SIM”. Kata si pak polisi

“Jadi apa masalahnya” tantangku (dengan wajah tanpa berdosa campur geram menyelimuti hati)

Aku betul2 kesel, dongkol di buat ulah polisi ini. Udah jalanan gak nyaman sikap nya juga membuat gak nyaman. Ughhh…..lagian kenapa mesti buat SIM. Dengan sekuat tenaga ku angkat meja pak polisi dan ku lemparkan sekeras-kerasnya.

Polisi itu hanya bisa melongo saja melihat tingkahku. Sungguh aku benar2 panas tak dapat ku kendalikan amarahku. Aku benci sekali polisi itu.

Malas banget buat SIM. Urusannya pun bukan 1 atau 2 jam. Seharian. Malah ada yang bilang bisa lebih dari satu hari. Aduhhh ribetnya. Belum lagi harus berfoto. Sungguh aku sangat tak menginginkannya.

Masih dengan mata yang menyala-nyala di penuhi amarah aku keluar dari ruang kecil itu. Dan berlalu keluar tanpa menghiraukan panggilan mereka.


************

Aku segera tersadar dari lamunanku. Ternyata tadi itu hanya hayalanku karena rasa kesal yang memuncak. Ahirnya si bapak memberi dua pilihan.

Motor di tahan atau membayar denda.

karena itu motor adikku yang cowok. Tentu aku tak ingin dia tahu klo motornya di tahan karena di tilang.

Akupun lebih memilih membayar denda.

Biarlah sekali-sekali infaq pada pak polisi. Huufff……

Ya Sudahlah…..

Jangan perturut hawa nafsu. Lagian diri sendiri yang salah. Mengendarai tanpa SIM.

Astaghfirullah…......

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com